Minggu, 18 Januari 2015

Antara memperkaya DIRI dan memperkaya DIKSI.

APA YANG PENGEN LO Liat?

Saat membaca cerita dari teman-teman yang ikut dalam tantangan mimin @KampusFiksi yang bertajuk #FiksiLaguku, gue baru sadar bahwa tulisan gue sangat miskin diksi. Bahasanya kaku dan bikin ngantuk. Serasa nggak mengalir gitu. Kayak sayur sop kurang Ayam kampung (Kalau ini mah kedoyanan elo!)

Gue jadi bingung.

Koneksi yang kadang ada kadang nggak ini (Itu juga, gue mesti nyempil ke kebon buat dapet sinyal), membuat gue jadi gadis yang nggak up to date. Miskin Diksi banget!

Tapi nggak cuman itu. Saat mencari pekerjaan itu sulit, dan Team DIVA nggak mau nerima naskah selain dari yang alumni #KampusFiksi, sementara gue tau #KampusFiksi itu baru juga kemarin, membuat gue berpeluang menjadi gadis desa yang miskin.

Udah miskin harta. Miskin kekreatifan. Miskin teman. Miskin Diksi lagi! APES!



Mojokerto, 19 Januari 2015
Ai Zhi Lan

(Biar kesannya kayak penulis top gitu, pakek ditulis tanggal dan nama. Jjiah...)

Songfic from AQUA TIMES - Mayonaka no Orchestra #FiksiLaguku

“I Hate Alone,”

Itu yang kau katakan padaku, sehari yang lalu, sebulan yang lalu, setahun yang lalu, dan entah berapa banyak waktu yang kulalui hanya dengan mendengar keluhanmu itu.

Musim saja bisa berganti. Matahari saja tak pernah berdiri di satu tempat. Bahkan Senja yang indah dengan warna merahnya saja bisa berubah menjadi malam yang hitam pekat. Lantas, kenapa hatimu masih abu-abu?

“Sebenarnya aku sangat kesepian.”

Lagi-lagi, kalimat bernada sama itu yang kau ucapkan. Kenapa tak kau ubah saja kalimat itu menjadi, “maukah kau menemaniku? Di malam temaram tanpa bintang ini?”

Dengan begitu, kita berdua, aku dan kau tak akan kesepian lagi. Kita bisa berbicara tentang kebencian kita yang hidup sendirian di dunia yang ramai ini, sembari tiduran diatas bulan sabit dan memetik bintang di langit malam.

#FiksiLaguku 123 kata, done! Terinspirasi dari lagu Mayonaka no Orchestra – Aqua Times.


“Anak Kecil Pilek yang Memandang Bintang,”

Dengan hidung yang berulangkali menarik nafas agar ingusnya tidak turun, ia duduk di bangku taman sambil menatap bintang.

“Kamu pilek kan? Kenapa berada di luar semalam ini?”

“Kakak sendiri? Kenapa memetik gitar tengah malam? Siapa yang mau ngasih uang receh? Hantu?” Ucapnya ketus.

“Aku hanya mencari waktu yang tepat untuk melihat bintang. Kau sendiri? Apa kau suka bintang?”

“Tidak. Aku memandang bintang, hanya supaya ingusku tidak keluar.”

Benar juga. Dengan mendongak menatap bintang, kau bisa menahan agar ingusmu tidak keluar. Tapi, benarkah ingus yang tengah kau tahan?
Karena disana, aku melihat air mata yang menggenang di wajah tirus yang mendongak itu. Kenapa? Apa kau tengah melarikan diri dari orangtuamu? Seperti yang kulakukan 10 tahun yang lalu? Atau…

Kau adalah imajinasi dari diriku sendiri.


Another story that inspired by AQUA TIMES – Mayonaka no Orchestra. #FiksiLaguku 123 words. Done!

PS : Maaf kalau jorok..